Pemadaman listrik di Aceh yang sudah berlangsung tiga hari terakhir memaksa sejumlah petambak membeli generator set (genset) seharga Rp 15 juta untuk ukuran 3 phase. Mereka memakai genset untuk menghidupkan kincir air agar ikan dan udang tetap hidup.
Kepala Desa Ulee Madon, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, Zulfikri, menyebut para petambak merogoh kocek belasan juta rupiah untuk membeli genset. Selain itu, mereka juga harus menyediakan bahan bakar hingga 18 liter setiap malam untuk satu mesin.
“Dalam semalam satu genset butuh 18 liter, harga dexlite sekarang Rp 14.000 per liter. Beli bahan bakar saja sudah Rp 252.000 per malam,” kata Zulfikri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/10/2025).
Ia menegaskan, tanpa cara itu para petambak bisa menanggung kerugian hingga puluhan juta per tambak.
“Sore hari pertama pemadaman listrik, kita langsung membeli genset. Biasanya listrik padam hanya sebentar, kali ini berjam-jam. Kalau menunggu PLN, ikan dan udang bisa habis mati,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Samsul Bahri, petambak di Kecamatan Seunuddon, Kabupaten Aceh Utara. Ia menuturkan kesulitan semakin berat saat harus membeli bahan bakar dalam jumlah besar.
“Masalah semakin banyak. Beli bahan bakar juga susah kalau harus dalam jumlah besar untuk menghidupkan genset,” ungkap Samsul.
Ia berharap PLN segera memulihkan pasokan listrik di Aceh. “Tiga hari saja kita sudah rugi banyak. Kita harus selalu menyiagakan genset. Itu pun tidak cukup satu genset, minimal dua supaya bisa dipakai bergantian,” tambahnya.
Sementara itu, Manajer Komunikasi PT PLN (Persero) UID Aceh, Lukman Hakim, menyatakan hingga Rabu sore listrik di sejumlah wilayah Aceh belum sepenuhnya pulih. Tim teknis PLN terus berupaya menormalkan pasokan listrik.
Source : kompas.com
Baca juga : Listrik Padam, Ikan Mati: Hitung Kerugian Akibat Tidak Punya Genset